Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2017

SEKOLAH DAUN

Cerpen yang pernah dimuat di media tadulako dan media online (anak untad, http://anakuntad.com/2013/10/sekolah-daun/) Aku selalu mendengar bahwa kehidupan di bawah sana lebih baik, bahkan mungkin jauh lebih baik dari dusun ini. Mereka punya banyak hal yang kami tidak punya. Jangankan untuk memiliki, melihatnya saja belum pernah. Aku selalu iri ketika Ayahku bercerita bahwa anak-anak di sana cerdas, mereka memiliki sekolah dan tempat belajar yang layak. Ayahku hanya membelikan buku bacaan yang murah untuk dibaca, katanya agar aku juga menjadi anak yang pintar. Aku sering bertanya pada langit, pada rerumputan hijau yang terbentang di hadapanku saat ini ‘’Apakah rumah-rumah mereka seperti kami?’’ Aku selalu penasaran, ingin rasanya ikut Ayah ketika menjual sayur-sayuran di kota. Hanya saja, untuk turun ke sana membutuhkan waktu berjam-jam. ‘’Kamu akan kelelahan’’ itulah yang selalu dikatakan Ayah ketika aku merajuk ingin ikut ‘’Nana, Nana.. papamu cari!’’ teriak Annida

Surat Untuk Sahabat (Muli) dari Rismaple

Assalamu'alaikum sahabatku, Mulia Atahza SiriusLy... :D Bagaimana kabarmu saat ini?  Aneh yah! Kita hanya terpisah jarak puluhan kilometer, tapi saya tanya kabar, hehe.  Maaf atas kekhilafan saya, yang selama ini sering menutup diri dan jarang bersilaturrahmi denganmu. Sebenarnya tak bermaksud menjauh, keadaan yang selalu membuatku terasa menghindar. Sehingga, mungkin saat ini kita di kelilingi teman dekat yang berbeda. Walaupun begitu, di hati dan pikiranku tetap ada kamu kok... Yah, memang terasa aneh saat bukan dirimu yang berada di sampingku ketika berjalan beriringan, di belakangku ketika aku yang lagi ngojek, dan di depanku ketika aku lagi dibonceng.  Yah, memang terasa berbeda saat mengunjungi kos-kosan teman lain, yang di dalamnya tidak dihuni makhluk sepertimu. Suasananya memang berbeda, seakan kerinduan itu hadir tiba-tiba dalam benak. Karena kamu memang tuan rumah yang ramah, selalu menjamu tamu dengan baik, hehe. Manjamu, nas

Kurikulum Entrepreneurship Solusi Pembangunan Ekonomi Daerah

Permasalahan ekonomi telah menjadi isu global yang hangat dibicarakan beberapa tahun terakhir. Indonesia harusnya mampu menjawab persoalan tersebut dengan cara memanfaatkan potensi lokal yang ada di setiap daerahnya. Indonesia, khususnya sulawesi tengah, memiliki sumber daya alam yang melimpah, diantaranya adalah Rotan, Kayu Ebony, Migas dan masih banyak lagi yang dinilai memiliki potensi yang besar jika dikelola dengan baik. Bahkan, H. Muhidin M. Said, SE, MBA mengakuinya. Seorang politikus dan pengusaha Indonesia itu mengungkapkan, Sulawesi Tengah lebih spesifiknya kota Palu ditunjuk sebagai kawasan ekonomi khusus karena potensi sumber daya alamnya yang tidak dimiliki oleh daerah lain. Potensi yang luar biasa ini sangat disayangkan jika tidak dikelola oleh tangan-tangan handal. Untuk mengolah sumber daya alam tersebut, berarti diperlukan juga sumber daya manusia yang berkualitas. Kampus adalah suatu usaha untuk memanusiakan manusia, dalam artian menciptakan manusia y

Novel Selalu Menjadi Penting Untukku

9 November, kemalasanku semakin menjadi-jadi. Entah ini karena sakit amandel atau ada hal lain yang membuatku lebih sering tertidur pulas. Sedikit-sedikit merasa lelah, sedikit-sedikit pipiku menyentuh bantal. Aku sungguh pemalas! Aku merasa itu bukan aku! Sama sekali! Aku beranjak berpikir untuk menulis dan menggunting-gunting kertas dan menempelnya di dinding. Menulis apalah, untuk memberi semangat. Aku selalu begitu. Memberi semangat pada diriku. Sebab, seberapa besar sahabatku menyemangati tidak setiap hari ia akan selalu ada dan mengingatkan. Itulah caraku mandiri. Tidak bergantung kepada orang lain. Merasa belum puas entah dengan terpaksa aku mengetik SMS dan dalam hitungan detik sampai pada penerimanya. Ya, akhir-akhir ini (lebih tepatnya sejak 2 bulan yang lalu) aku sering bersama dengannya. Saling traktir, ikut lomba bareng, berganti tidur di kostan masing-masing. Namanya Nurtria. Mirip seperti nama kecilku Nur Cahya Muliati. Tapi, karena menurut orang tua dulu a

Kenali Kotaku

Yuk berkunjung ke kotaku, kota Luwuk. Ada banyak destinasi untuk kalian berlibur. Menyatu dengan alam dan juga merasakan ketenangan dan kesejukan. di Luwuk ada banyak laut dan juga air terjun yang indah dan menawan. Sudah banyak pengunjung datang ke sini baik lokal maupun turis.

Mimpi Anak Kampung

Juara 3, kategori inovasi media pembelajaran Dibalik sebuah kemenangan, ada cerita menarik di dalamnya. Well, ini kisahku. Hari itu sangat ku ingat, tanggal 31 agustus 2016, setelah dinyatakan lolos dalam seleksi berkas, aku diundang oleh kementrian dan kebudayaan untuk mempresentasikan karya yang ku kirimkan di Sol Marina Hotel, Tangerang dimulai tanggal 31 siang hingga 2 september malam. Aku datang sebelum tanggal 31 dan menginap di rumah temanku yang ada di Jakarta selatan (Kebayoran Baru), lebih tepatnya rumah mbahnya. Soalnya dia mau nikahan tanggal 4 september, jadinya rumahnya ramai dengan keluarganya yang datang dari luar Jakarta. Sebenarnya, kalau pergi tanggal 31 dari kota Luwuk, aku bisa langsung ke hotel. Jadi, tidak perlu merepotkan siapa-siapa. Terutama mbahnya Visya, mbah yang kamar kosannya aku pinjam sehari. Terimakasih mbah. Dari  jakarta selatan, aku naik gocar ke tangerang selama kurang lebih 35 menit. Sepanjang jalan, nggak berhenti-berhenti aku muntah-mu

Pemuda dan Pendidikan Indonesia

Dimuat di koran Radar Sulteng, 20 April 2017 PEMUDA DAN PENDIDIKAN INDONESIA Karya: Muliati Supandi Guru SMA Negeri 1 Luwuk Timur dan Pendiri Rumah Baca Inspirasi Hingga saat ini pendidikan di Indonesia masih belum meluas, merata dan berkeadilan. Realitasnya, banyak daerah di pelosok yang belum dibangun sekolah. Imbasnya, adalah mereka yang tinggal di pedalaman dan ingin bersekolah harus pergi merantau ke daerah lain ataupun setidaknya harus memiliki kendaraan untuk menempuh sekolah yang umumnya di bangun di kecamatan ataupun kota-kota besar. Namun, hal ini tidak berlaku bagi anak yang ekonominya kurang mampu. Tentu, orang tua dengen perekonomian tersebut akan tidak mengizinkan anaknya untuk bersekolah. Data Badan Pusat (BPS) menyebutkan tingkat kemiskinan nasional pada tahun 2016 mencapai 27,76 juta orang atau 10,7% dari jumlah penduduk. Pernyataan di atas, dapat diperkuat dengan mengambil sampel data Angka Partisipasi Sekolah (APS) provinsi Papua, anak umur 7-1