Cerpen yang pernah dimuat di media tadulako dan media online (anak untad, http://anakuntad.com/2013/10/sekolah-daun/) Aku selalu mendengar bahwa kehidupan di bawah sana lebih baik, bahkan mungkin jauh lebih baik dari dusun ini. Mereka punya banyak hal yang kami tidak punya. Jangankan untuk memiliki, melihatnya saja belum pernah. Aku selalu iri ketika Ayahku bercerita bahwa anak-anak di sana cerdas, mereka memiliki sekolah dan tempat belajar yang layak. Ayahku hanya membelikan buku bacaan yang murah untuk dibaca, katanya agar aku juga menjadi anak yang pintar. Aku sering bertanya pada langit, pada rerumputan hijau yang terbentang di hadapanku saat ini ‘’Apakah rumah-rumah mereka seperti kami?’’ Aku selalu penasaran, ingin rasanya ikut Ayah ketika menjual sayur-sayuran di kota. Hanya saja, untuk turun ke sana membutuhkan waktu berjam-jam. ‘’Kamu akan kelelahan’’ itulah yang selalu dikatakan Ayah ketika aku merajuk ingin ikut ‘’Nana, Nana.. papamu cari!’’ teriak Annida
Assalamu'alaikum sahabatku, Mulia Atahza SiriusLy... :D Bagaimana kabarmu saat ini? Aneh yah! Kita hanya terpisah jarak puluhan kilometer, tapi saya tanya kabar, hehe. Maaf atas kekhilafan saya, yang selama ini sering menutup diri dan jarang bersilaturrahmi denganmu. Sebenarnya tak bermaksud menjauh, keadaan yang selalu membuatku terasa menghindar. Sehingga, mungkin saat ini kita di kelilingi teman dekat yang berbeda. Walaupun begitu, di hati dan pikiranku tetap ada kamu kok... Yah, memang terasa aneh saat bukan dirimu yang berada di sampingku ketika berjalan beriringan, di belakangku ketika aku yang lagi ngojek, dan di depanku ketika aku lagi dibonceng. Yah, memang terasa berbeda saat mengunjungi kos-kosan teman lain, yang di dalamnya tidak dihuni makhluk sepertimu. Suasananya memang berbeda, seakan kerinduan itu hadir tiba-tiba dalam benak. Karena kamu memang tuan rumah yang ramah, selalu menjamu tamu dengan baik, hehe. Manjamu, nas