Alhamdulillah, padahal baru belajar menulis Essay :D
Pengumuman: https://www.facebook.com/notes/dataprint/penerima-beasiswa-periode-1-tahun-2014-nominal-rp-250000/10152587371731952
Pengumuman: https://www.facebook.com/notes/dataprint/penerima-beasiswa-periode-1-tahun-2014-nominal-rp-250000/10152587371731952
Mahasiswa
sebagai Agen Perubahan dalam Menyongsong Pasar Bebas ASEAN
Pada desember 2015 mendatang, siap
atau tidak kebijakan Pasar Bebas ASEAN akan tetap berlaku. Kebijakan yang telah
disepakati bersama, akan membuat tantangan baru bagi bangsa Indonesia
kedepannya. Sebab, bangsa-bangsa asing akan lebih leluasa untuk masuk dan
melamar pekerjaan di negara kita. Sehingga, kita harus memiliki daya saing yang
tinggi. Melihat bahwa bangsa Indonesia masih memiliki daya saing yang rendah,
tentu kita belum siap. Hal ini menjadi home
work bagi kita semua khususnya generasi muda, sebagai penggerak utama dalam
membangun bangsa menuju perubahan ke arah yang lebih baik dalam menyongsong
kebijakan tersebut.
Kebijakan tersebut akan membawa dua kemungkinan:
pertama, sebuah bencana bagi generasi muda yang passif. Kedua, membuka peluang
yang besar untuk berkompetisi di tataran Internasional bagi generasi muda yang
aktif.
Perguruan Tinggi, sebagai pencetak
generasi bangsa harusnya mampu melahirkan tenaga kerja yang kompeten. Olehnya itu,
sebelum masuk dunia kerja mahasiswa harus dibekali dengan berbagai kemampuan,
salah satunya adalah berwirausaha. Sebagaimana yang dikemukakan oleh (Diah,
2013) dalam Pusalia yang paling banyak berpengaruh dan sangat ditekan dalam
ASEAN Economic Community adalah tenaga kerja terampil.
Berwirausaha merupakan salah satu cara
untuk mengembangkan potensi diri dan juga jalan untuk membuka lapangan
pekerjaan bagi diri sendiri maupun orang lain. Berwirausaha akan melatih mahasiswa
agar bermental baja, sehingga dapat menghadapi berbagai situasi yang ada saat sekarang
ataupun nanti.
Realitas yang penulis temukan dalam lingkungan
kampus, hanya segelintir orang yang ingin menerjunkan dirinya dalam dunia wirausaha.
Sebaliknya, pemandangan yang kerap terjadi, ribuan mahasiswa yang telah selesai
berbondong-bondong mengikuti ujian CPNS meskipun peluang untuk diterima hanya
sedikit. Hal ini menandakan bahwa paradigma yang melekat pada kebanyakan
mahasiswa saat ini, terkhusus di Universitas Tadulako ‘setelah lulus sarjana akan
melamar menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS)’ dengan alasan tunjangan
yang menggiurkan. Padahal, tanpa disadari pemikiran-pemikiran seperti ini
nantinya akan menambah jumlah pengangguran bangsa Indonesia setiap tahunnya. Paradigma
yang ada harusnya kita ubah dan tidak memandang sebelah mata dunia wirausaha
yang sebenarnya lebih menjanjikan masa depan.
Mahasiswa memiliki semangat dan jiwa
kerja keras yang tinggi. Jika terus dilatih, mereka akan mampu menciptakan
usaha baru yang kreatif, inovatif serta memiliki produksi dengan daya saing
yang tinggi. Pernyataan tersebut sesuai dengan yang dikemukakan (okezone.com,
2014) ‘’Dengan produk yang berdaya saing di tingkat dunia dan didukung oleh SDM
profesional yang berkompeten, kita akan mampu bersaing dan menjadi pemimpin di
pasar dalam negeri maupun luar negeri’’. Olehnya itu, nasib bangsa ada di
tangan generasi muda.
Selain bekal berwirausaha, kemampuan
berbahasa asing juga merupakan suatu hal yang penting. Meskipun fakta yang
ditemukan tidak cukup setengah mahasiswa Universitas Tadulako yang mampu
berkomunikasi menggunakan bahasa asing. Sebab, dengan diberlakukannya Pasar
Bebas ASEAN 2015, untuk dapat bersaing kita harus bisa menguasai sekurang-kurangnya
2 bahasa, tertutama berbahasa Inggris yanng merupakan bahasa Internasional.
Perkembangan teknologi semakin pesat, namun
di lingkungan penulis informasi AFTA masih banyak belum mengetahui. Menurut
penulis, ini juga merupakan bagian terpenting yang tidak boleh dilupakan, sosialisasi
tentang AFTA perlu dilakukan agar mahasiswa mendapatkan pengetahuan tentang
kebijakan tersebut. Sehingga, mereka mengetahui sejauh mana tantangan yang akan
dihadapi.
Referensi
Komentar
Posting Komentar